Percut Sei Tuan, Jayapost.com - Penggunaan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kerapkali menjadi ajang korupsi Kepala Sekolah untuk memperkaya diri sendiri.
Seperti halnya, SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan penggunaan anggaran BOS tahun 2022 dan 2023 diduga ada penyelewengan dan tidak transparan.
Besarnya anggaran BOS yang diterima SMK Negeri Percut Sei Tuan seperti Tahun 2022 dengan jumlah siswa 2384 orang sebesar Rp. 3.832.080.000 dan Tahun 2023 dengan jumlah siswa 2283 orang sebesar Rp.3.698.632.000 sangatlah memperkuat dugaan adanya penyelewengan anggaran tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Ketua LSM LARaS, Firdaus Tanjung meminta Aparat Penegak Hukum (APH) memeriksa penggunaan anggaran dana BOS tersebut.
" Aparat Penegak Hukum (APH) seperti Kejaksaan dan Kepolisian harus memeriksa penggunaan anggaran dana BOS SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun 2022 dan 2023, " ungkapnya.
Lanjutnya mengatakan, sebagai pihak yang independen, APH perlu melakukan pemeriksaan. Walaupun sudah diperiksa secara internal oleh Inspektorat, sangat penting untuk diperiksa juga secara eksternal.
Diduga ada beberapa komponen laporan BOS SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang diduga banyak kejanggalan. Seperti pada komponen Pemeliharan Sarana dan Prasarana Sekolah Tahun 2022 sebesar Rp.707.543.000 dan Tahun 2023 sebesar Rp.988.924.500.
Ditahan 2023 anggaran PPDB dianggaran pada tahap 1 dan tahap 2, sementara PPDP hanya sekalai dalam setahun. Begitu pula dengan Pembayaran Honor di tahun 2022 sebesar Rp.397.200.000 dan tahun 2023 tidak ada Pembayaran Honor. Hal ini sangatlah janggal.
Kejanggalan juga terlihat pada komponen - Komponen lainnya yang sangat besar dan tidak merata. Untuk APH harus memeriksa Kepala Sekolah SMK 1 Percut Sei Tuan selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Jika terbukti ada kesalahan ataupun dugaan korupsi, agar ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dimana SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan juga memungut uang sekolah yang sangat besar persiswa, menerima BOS Kinerja, BOK dan bantuan lainnya.
Sementara Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, Usman Siregar tidak mau dikonfirmasi, walaupun sudah dilayangkan surat permohonan konfirmasi media ini.
(Redaksi)